Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Kanal Pengetahuan Fakultas Peternakan
  • BERANDA
  • E-LEARNING
    • MENARA ILMU
    • KULIAH TERBUKA
    • KULIAH TAMU
    • COMMUNITY OF PRACTICE
    • COMMUNITY OF SERVICE
    • PROFIL DOSEN
  • RISET & PUBLIKASI
    • KNOWLEDGE TRANSLATION
    • PERTEMUAN ILMIAH
    • PENELITIAN
    • PUBLIKASI
  • TENTANG KANAL
  • Beranda
  • ARTIKEL
Arsip:

ARTIKEL

Cara Menanam dan Budidaya Rumput Odot Untuk Pakan Ternak

ARTIKELUncategorized Thursday, 21 February 2019

Cara Menanam dan Budidaya Rumput Odot Untuk Pakan Ternak Dengan Mudah Bagi Pemula – Salah satu jenis rumput yang baik untuk diberikan pada ternak adalah rumput gajah odot. Rumput odot memiliki beberapa keunggulan yaitu batangnya relatif pendek, pertumbuhannya relatif cepat, lebih disukai oleh ruminansia, daunnya lembut dan tidak berbuku, dapat beradaptasi dengan lahan, dapat tumbuh sekitar 50-80 batang dalam satu rumpun dan yang penting tidak memerlukan perawatan yang khusus. Selain memiliki keunggulan tersebut, rumput odot memiliki kandungan nutrusu yang cukup baik yaitu kadar lemak daun 2.72%, kadar lemak batang 0.91%, CP daun 14.35%, CP batang 8.1 %, Digestibility daun 72.68%, digestibility batang 62.56%, dan protein kasar 14%.

Saat ini rumput odot banyak dibudidayakan untuk pakan hijauan ternak mereka seperti untuk kambing, sapi, kelinci atau kerbau. Nah kali ini kita akan membahas tentang cara menanam rumput odot atau budidaya rumput odot. Berikut selengkapnya:

Cara Menanam Rumput Odot

Pembibitan Rumput Odot

Bibit rumput odot berasal dari stek, bibit tersebut dipotong sepanjang 15 cm hingga 25 cm selanjutnya dibenamkan ke lahan, sebelum dilakukan penanaman sebelumnya lakukan pemupukan dasar pada lahan dengan menggunakan pupuk kandang dan lokasi tanam rumput odot tersebut mendapat sinar matahari yang cukup.

Pola Tanam Rumput Odot

Rumput odot dapat ditanam dengan pola mono kultur atau dalam lahan hanya ditanami rumput odot saja. Namun rumput odot ini dapat ditanam sebagai tanaman sela yang dikombinasikan dengan hijauan lain karena tanaman ini memiliki ukuran lebih pendek, rumput odot ini dapat digunakan untuk menahan erosi lahan.

Cara Penanaman Rumput Odot

Pertama bersihkan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Selanjutnya buatlah gundukan atau bedengan dengan lebar sekitar 60 cm-80 cm dan tinggi sekitar 20 cm. Pada setiap gundukan ditanam bibit minimal 3 ruas dan 2 ruas ditanam di dalam tanah di tengah gundukan jarak tanaman dalam barisan yaitu 50 cm – 75 cm, jarak tanam antar baris yaitu sekitar 75 cm hingga 150 cm.

Pemupukan Rumput Odot

Untuk pemupukan dasar, berikan pupuk kandang sekitar 3 ton per hektar lahan. Untuk mempercepat pertumbuhan rumput odot dapat diberi pupuk kembali setelah berumur sekitar 15 hari setelah tanam dengan menggunaan NPK sebanyak 60 kg/hektar dan pupuk cair atau urin kambing fermentasi digunakan bahan pupuk cair untuk pemupukan dengan aplikasi disemprotkan ke tanaman tanah.

Pemanenan rumput Odot

Rumput odot dapat dipanen setelah berumur sekitar 70 hari hingga 80 hari. Ciri rumpur odot yang siap panen yaitu terdapat ruas batang telah berukuran 15 cm. Umur panen pada musim penghujan yaitu 35-45 hari, pada musim kemarau yaitu 40-50 hari. Cara pemanenan rumput ini yaitu dengan memotong rumput pendek sejajar dengan tanah. Namun disarankan untuk pemanenan pertama kali dipanena setelah 60 hari atau lebih atau tunggu hingga batangnya berukuran sekitar 30 cm hingga 40 cm.

Demikian artikel pembahasan tentang”Cara Menanam dan Budidaya Rumput Odot Untuk Pakan Ternak“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa

Baca Juga

  • Mengenal Bangsa-Bangsa Sapi Potong Eropa
  • Manfaat recording Ternak
  • Cara Membuat EM4 Sendiri Mudah & Praktis
  • Fakta tentang sapi belgian blue

7 Pakan Kelinci Terbaik dan Cara Pemberiannya

ARTIKELUncategorized Friday, 11 January 2019

Salah satu hal wajib bagi peternak jika ingin menekuni usaha ternak kelinci yakni mengetahui pakan kelinci terbaik dan cara pemberiannya.  Hal ini sangat diperlukan agar pertumbuhan kelinci normal serta hasil budi daya lebih optimal.

Pakan di habitat aslinya, kelinci mengonsumsi biji-bijian, rumput-rumputan, dan daun-daunan sehingga kelinci yang dipelihara perlu mendapatkan pakan yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam pakannya, kelinci membutuhkan zat-zat makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.

Di sini kami akan mengulas pakan yang disenangi kelinci, bahan utamanya mudah ditemukan, bernilai ekonomis rendah, serta mengandung zat makanan yang dibutuhkan oleh kelinci.

7 Pakan Kelinci Terbaik dan Cara Pemberiannya

1. Air Susu Induk

Air susu induk merupakan pakan alami terbaik karena memiliki zat paling lengkap serta cocok dan tepat untuk anak kelinci yang masih menyusu.

Air susu induk lebih bagus jika dibandingkan dengan susu sapi, air susu induk memiliki kandungan bahan kering lebih banyak dua kali lipat, lemak dan protein empat kali lebih besar, abu / mineral lebih banyak tiga kali lipat. Selain itu, laktosa hanya satu per enam (1/6) dari air susu sapi.

2. Hijauan

Termasuk pakan kelinci hijauan di antaranya rumput lapangan, daun kacang panjang, daun lamtoro, daun duri, daun kembang sepatu, daun ubi jalar, daun pepaya, daun jakung, dan daun kacang tanah.

Sisa-sisa atau limbah sayuran seperti wortel, selada, kangkung, kol, sawi, caisim, atau daun singkong juga termasuk dalam pakan jenis ini.

Cara pemberiannya yakni pakan hijau segar diberikan secukupnya setelah dilayukan.  Pelayuan ini dimaksudkan agar supaya kadar air dalam pakan hijau segar berkurang. Jika hal ini tidak dilakukan, urine kelinci dapat berbau serta menyengat, menyebabkan mencret, perut kelinci gembung, gatal-gatal dan scabies, serta dapat mengakibatkan kematian pada kelinci budi daya karena keracunan.

3. Biji-Bijian

Pakan kelinci yang berbentuk biji-bijian seperti jagung, padi, gandum, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Pakan biji-bijian ini termasuk dalam salah satu pakan terbaik kelinci karena pakan jenis ini mempunyai protein tinggi.

Jika harga cukup mahal, kita dapat menggantinya dengan pakan alternatif seperti bungkil kelapa, dedak, bekatul, bungkil tahu, atau bungkil kacang tanah.

Cara pemberian jenis pakan ini sebaiknya ditumbuk terlebih dahulu, setelah itu baru diberikan ke kelinci sebanyak 150-250 gram per ekor dalam satu hari.

4. Jerami Kering

Jerami kering merupakan salah satu pakan serat kasar yang dapat mencegah gigi kelinci tumbuh lebih cepat. Pakan jenis ini bisa menjadi pilihan baik untuk kelinci.

5. Hay

Hay merupakan rumput yang dipotong menjelang berbunga, lalu diawetkan dengan cara dikeringkan secara bertahap agar supaya kandungan gizinya tidak rusak serta kadar serat kasarnya tinggi.

Rumput yang bagus dijadikan bay di antaranya rumput gajah, daun duri, rumput lapangan, pucuk tebu, batang jagung, dan daun kacang-kacangan.

Rumput awetkan ini rasanya manis, sehingga cocok untuk kelinci yang menyenangi rasa ini. Ampas tebu yang direndam selama 24 jam dan telah difermentasikan dengan molase juga bisa diberikan kepada kelinci.

Jika kelinci mengalami gangguan seperti mencret, disarankan segara menghentikan pemberian hijauan dan menggantikannya dengan bay dalam jumlah banyak.

Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pakan kelinci (Bay):

Bahan Protein (%) Lemak (%)
Daun Lamtoro 12 6,5
Rumput Kalamenta 10,26 1,46
Daun Kacang Tanah 16,59 2,90
Daun Pisang 16,81 5,90
Daun Dadap 27,15 2,91
Daun Turi Merah 31,68 7,05
Daun Duri Putih 40,62 5,65
Jerami Jagung 5,57 1,25
Rumput Jampang 8,29 1,01
Rumput Cakar Ayam 8,44 1,47
Rumput Ginting 8,67 1,22
Jerami Padi 9,83 2,15

 

6. Umbi-Umbian

Selain itu, umbi-umbian merupakan salah satu alternatif pakan kelinci terbaik. Jenis pakan ini termasuk di antaranya talas, ubi jalar, singkong rebus, dan jenis umbi-umbian lainnya. Pakan jenis ini juga juga oleh peternak kelinci sebagai pakan tambahan.

7. Konsentrat

Pakan konsentrat berfungsi meningkatkan nilai gizi dan penguat pakan pokok kelinci yang berupa hijauan. Keuntungan jenis pakan ini yakni mudah didapatkan di pasaran.

Pakan konsentrat ini terdiri dari pelet atau pakan pabrikan, bekatul, bungkil kelapa, ampas tahu, ampas tapioca, atau bungkil kacang tanah. Jika nutrisi dalam pelet sudah mencukupi kebutuhan kelinci, pakan hijauan tidak perlu lagi diberikan.

Kesimpulan

Ada beberapa jenis pakan kelinci terbaik, bisa sebagai pakan pokok seperti hijauan, pakan tambahan maupun sebagai makanan alternatif. Beberapa pakan sangat mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang terjangkau.

Teknologi Pakan Sapi Berbasis Limbah Kelapa Sawit

ARTIKELUncategorized Friday, 11 January 2019

Perkembangan luasan perkebunan kelapa sawit di Kepulauan Bangka Belitung mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun, dimana kebun kelapa sawit rakyat pada tahun 2010 tercatat 44 ribu Ha (BPS, 2011) dengan jumlah produksi TBS 52 ribu ton, pada tahun 2016 tumbuh menjadi 64,13 ribu Ha dengan produksi TBS 120,22 ribu ton (BPS, 2017). Kebun kelapa sawit ini mempunyai potensi biomassa yang melimpah sebagai sumber pakan ternak antara lain pelepah sawit dan hijauan dibawah tanaman kelapa sawit. Selain itu juga terdapat 42 perusahaan pengolahan kelapa sawit di Kepulauan Bangka Belitung yang mendukung pakan dari hasil samping industri kelapa sawit berupa lumpur sawit (solid decanter), bungkil inti sawit (palm kernel cake) dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak.

Perbandingan nutrisi pelepah sawit, lumpur sawit, bungkil inti sawit dan rumput liar

No Uraian Bahan kering Serat kasar Protein kasar Lemak kasar  
    % bahan kering
1 Pelepah 26,07 50,94 5,10 1,01  
2 Lumpur sawit/ solid 24,08 35,88 14,40 14,78  
3 Bungkil inti sawit 91,83 36,68 18,15 6,49  
4 Rumput liar 18,00 28,38 10,68 1,74  

 

Rata-rata satu hektar lahan kelapa sawit ditanami 130 pohon, dan setiap pohon menghasilkan 22 pelepah/ tahun. Setiap pelepah yang rata-rata bobotnya 5 kg. Dalam satu hektar lahan kelapa sawit produktif dapat menghasilkan 9 ton pelepah segar setiap tahun atau setara dengan 0,66 ton bahan kering per tahun. Sementara Satu ekor sapi Bali dewasa dengan bobot hidup 250 kg membutuhkan bahan kering 8,75 kg/hari.

Lumpur sawit (solid decanter) merupakan limbah sawit yang paling disukai oleh ternak sapi diantara limbah sawit lainnya. Solid dapat diberikan pada sapi dalam bentuk segar maupun difermantasi bersama bahan lain.

Bungkil inti sawit merupakan bahan baku pakan yang cukup potensial sebagai sumber protein berkisar 18-22%. Salah satu kelemahan dari bungkil inti sawit untuk digunakan sebagai bahan baku pakan ternak adalah nilai palatabilitasnya yang relatif rendah disebabkan kandungan serat lebih tinggi dibandingkan bahan pakan sumber protein lainnya. Pemberian bungkil inti sawit tidak direkomendasikan dalam bentuk tunggal karena dapat mengganggu organ pencernaan sapi, tetapi dianjurkan bersamaan dengan bahan pakan lain.

Teknologi Pakan Sapi Berbasis Limbah Kelapa Sawit

Teknologi pakan sapi berbasis limbah kelapa sawit ini telah diterapkan di Kepulauan Bangka Belitung antara lain di Kelompok Tani Tunas Baru Kelurahan Sungai Selan, Poktan Semoga Jaya Desa Lubuk Besar, dan Kebun Percobaan Petaling BPTP Kep. Bangka Belitung. Pelepah dan daun kelapa sawit yang dirajang, kemudian dicampur dengan bungkil inti sawit, dan dedak padi diperoleh skor kondisi tubuh sapi Bali 3,21 (skala 1-5) di Sungai Selan Kabupaten Bangka Tengah, pertambahan bobot harian sapi Bali 0,45 kg/hari di KP Petaling, 0,42 kg/hari di Lubuk Besar.

Berikut ini ditampilkan berbagai komposisi ransum pakan sapi dari limbah kelapa sawit yang bisa sebagai acuan bagi peternak.

Parameter Tunas Baru KP Petaling Semoga Jaya
% bahan kering
Bahan pakan      
Pelepah sawit 70 30 40
Rumput – 40 50
Bungkil sawit 20 10 8.4
Dedak padi 8.4 18.4 –
Kapur 0.8 0.8 0.8
Garam 0.8 0.8 0.8
       
Performan      
Skor kondisi tubuh (skala 1-5) 3.44 3,02 2,87
PBHH Penggemukan (kg/hari) 0.60 0,45 0,42
Calving rate (%) 75,88 72,22 70,83
Calving interval (bulan) 13,97 13,11 13,41
       
Pendapatan      
Harga Pakan/ dalam BK (Rp/kg) 592 600,00 580,00
Biaya pakan bulanan (Rp/bulan/ekor) 98.839 168.779 168.669
Pendapatan bersih (Rp/bulan/ekor) 568.095 429.104 472.581

 

sumber:

https://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-2/15-info-teknologi/690-teknologi-pakan-sapi-berbasis-limbah-kelapa-sawit

Fermentasi Pelepah Sawit Untuk Pakan Ternak Sapi

ARTIKELUncategorized Friday, 11 January 2019

Perkebunan Sawit saat ini khususnya di kepulauan Bangka Belitung yang semakin tahun semakin berkembang baik perkebunan rakyat maupun skala industri. Salah Satu hasil sampingan atau bisa dikatakan limbah dari perkebunan kelapa sawit adalah Pelepah Daun Sawit yang cukup melimpah dan bias dimanfaatkan sebagai Pakan Ternak. Pelepah Sawit Sendiri Mempunyai kandungan nutrisi yaitu BK 26.5 %, SK 50,94 %, PK 5,10 % dan LK 1 %.

Pelepah Sawit Untuk Pakan Ternak

Di Kebun Percobaan Petaling kami mencoba memanfaatkan Pelepah Sawit tersebut sebagai Pakan Ternak Sapi dengan memproses pelepah sawit melalui Fermentasi dengan tujuan meningkatkan nilai gizi dan mempermudah dalam penyimpanan stock pelepah sawit yang tersedia. Kegiatan ini juga untuk menunjang Sistem Integrasi Sapi Sawit.

Adapun Formulasi dari Fermentasi Pelepah Sawit Tersebut adalah :

Bahan Pakan Utama % Keterangan
Pelepah Sawit 70
Bungkil Sawit 20
Dedak 10
Bahan Tambahan
Molases 3 % dari total Bahan
Garam 1 % dari total Bahan
Bakteri Starter 1 tutup botol untuk 10 L air Menggunakan Produk EM4

Proses Pembuatan Fermentasi Pelepah Sawit :

  1. Potong-potong pelepah sawit dengan Mesin Choper
  2. Buat larutan Probiotik atau Starter dengan mencampurkan Molases dengan bakteri starter dan Air (1 liter Molases ditambahkan air sebanyak 10 liter) untuk starter sesuai kebutuhan dan diamkan selama 15 menit
  3. Campur Bahan-bahan pakan tersebut seperti Pelepah Sawit, Bungkil sawit dan Dedak (bagian yang paling banyak ada dipaling bawah)
  4. Siram campuran bahan-bahan tersebut dengan menggunakan larutan Probiotik tersebut sampai rata bisa menggunakan Gembor Air kemudian Aduk sampai rata.
  5. Jika Bahan-bahan tersebut dalam Jumlah besar, proses pencampurannya bisa menggunakan teknik lapisan-lapisan yaitu buat campuran Pelepah, Bungkil dan Dedak setinggi 10-15 cm dan siram dengan larutan Probiotik kemudian buat lapisan diatasnya dengan proses yang sama sampai bahan habis kemudian baru diaduk secara merata.
  6. Masukkan Campuran tersebut kedalam Drum Palstik/Silo dengan memadatkannya agar tidak ada udara kemudian tutup dengan Plastik.
  7. Fermentasi secara Anaerob selama kurang lebih 7-14 hari dan pakan siap diberikan kepada sapi.

https://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-2/15-info-teknologi/702-fermentasi-pelepah-sawit-untuk-pakan-ternak-sapi

Limbah Kulit Kopi Sebagai Alternatif Pakan Ternak

ARTIKELUncategorized Friday, 11 January 2019

Kopi saat ini merupakan salah satu komoditas yang sangat menjanjikan, karena kopi Indonesia sangat terkenal di seluruh dunia. Bahkan menurut Ditjen Perkebunan, Kementan, bahwa ekspor kopi ditahun 2016 mencapai 267.058 Ton atau senilai 650 juta US Dolar. Ini membuktikan kopi menjadi salah satu komoditas unggulan.

Limbah Kulit Kopi

Di Indonesia, perkebunan kopi terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan industri sedangkan di Kepulauan Bangka Belitung sendiri luas perkebunan kopi retalif masih kecil tetapi memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Dengan makin berkembangnya pengolahan kopi baik skala kecil atau skala industri tentunya akan menghasilkan hasil sampingan dari pengolahan kopi tersebut yaitu salah satunya adalah limbah kulit kopi. Dari pengolahan tersebut akan menghasilkan ± 65 % biji kopi dan ± 35 % limbah kulit kopi yang mana limbah kulit kopi tersebut masih bisa dimanfaatkan salah satunya menjadi alternative pakan ternak. Kandungan dalam kulit kopi sendiri memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut CP 9,94 %, SK 18,17 %, Lemak 1,97 %, Abu 11,28 %, Ca 0,68 %, P 0,20 %, GE 3306 Kkal dan TDN 50,6 % (Budiari, 2009).

Cara pemakaian Limbah Kulit Kopi Sebagai Alternatif Pakan Ternak

Untuk dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sebaiknya limbah kulit kopi difermentasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kandungan nutrisinya. Fermentasi kulit kopi biasanya menggunakan larutan Aspergillus Niger. Cara pembuatannya adalah campurkan air dengan gula pasir, NPK, Urea, dan Aspergillus Niger kemudian campuran tersebut di inkubasi dan diaerasi selama 24-36 jam dan larutan tersebut siap digunakan. Kemudian limbah kulit kopi dicampur dengan larutan tersebut dengan membuat lapisan-lapisan campuran tersebut dan letakkan di tempat yang teduh dari hujan dan sinar matahari langsung. Kemudian diamkan selama 5-6 hari untuk proses fermentasi dan setelah 5-6 hari limbah kulit kopi yang telah terfermentasi dikeringkan kemudian giling sesuai kebutuhan dan limbah kulit kopi terfermentasi siap digunakan sebagai pakan ternak.

Bagaimana hasilnya?

Menurut Guntoro et all (2003) pemberian kulit kopi 100 – 200 gr/ekor/hari pada kambing PE meningkatkan pertumbuhan rata-rata dari 68,15 gr (pakan tradisional) menjadi 99,25 – 100,10 gr/ekor/hari. Dan pemberian kulit kopi terfermentasi sebanyak 11 % dari total ransum ayam buras bali meningkatkan produksi telurnya dari 35-45 % dari sebelumnya 25 %.

Kesimpulan

Dari data diatas dapat dilihat limbah kulit kopi mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi alternative pakan ternak yang bisa meningkatkan produktifitas ternak.Sehingga pemanfaatannya bisa dilakukan khususnya di perkebunan kopi rakyat yang biasanya memiliki hewan ternak di lingkungan kebun tersebut.

Sumber;

https://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-2/15-info-teknologi/694-limbah-kulit-kopi-sebagai-alternatif-pakan-ternak

Mengenal Tanaman Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi

ARTIKELUncategorized Friday, 11 January 2019

Populasi ternak sapi di Kepulauan Bangka Belitung meningkat 6-7 % setiap tahun. Sebagian besar diusahakan oleh peternak kecil yang merupakan usaha tani sambilan dengan kepemilikan 2-4 ekor. Orientasi beternak sapi umumnya sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual jika terdesak keperluan uang. Pakan ternak umumnya berasal dari rumput liar yang dipotong dipinggir-pinggir sungai, hutan, dan sawah. Dengan pola beternak seperti akan berpengaruh pada rendahnya produktivitas ternak, serta rendahnya pendapatan dari usaha tani ternak. Oleh karena itu diperlukan pengenalan teknologi, salah satunya adalah jenis-jenis tanaman pakan ternak yang berkualitas baik.

Diperkirakan di dunia terdapat sekitar 10.000 species rumput. Dari sekian banyak itu kisaran biomassa yang dihasilkan sangat beragam, demikian juga kandungan nutrisinya. Rumput merupakan makanan pokok ternak ruminansia seperti sapi, kambing dan domba. Rumput dengan kandungan serat kasarnya sangat berperan dalam menjaga kesehatan dan fungsi rumen. Keberadaan serat dalam hijauan pakan (selulosa dan hemiselulosa) menjadi sumber energi bagi mikroba rumen, demikian halnya dengan mineral serta protein (terutama dari legum) merupakan sumber N bagi bakteri dan protein produk. Oleh karena itu keberhasilan usaha ternak sapi, kambing, dan domba sangat bergantung pada ketersediaan pakan hijauan. Untuk mendapatkan produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan hijauan pakan dengan jumlah yang cukup dan nutrisi yang baik.

Mengenal Tanaman Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi

Tanaman pakan juga dapat digolongkan sebagai sumber serat kasar, sumber energi, dan sumber protein. Yang tergolong sumber serat dan energi adalah rumput (family Graminae) seperti rumput alam, rumput gajah, king grass, daun jagung, dan lain-lain. Dan yang tergolong sumber protein adalah kacang-kacangan (family leguminosa) seperti gamal (glirisidae), indigofera, turi, lamtoro, stylo, daun kacang tanah, dan lain-lain. Dalam komponen pakan ternak ruminansia, hijauan selalu mendapat porsi terbanyak yang diberikan yaitu 60-100%. Diantara semua jenis hijauan tersebut, ada yang mengandung nutrisi tinggi, mudah dibudidayakan, serta memiliki biomassa tinggi. Lebih rinci dapat dilihat pada table berikut:

  1. Gamal (glirisideae)

Gamal/ glirisidae, di Kepulauan Bangka Belitung biasa disebut dengan dadap. Gamal sering juga digunakan sebagai tiang panjat sekaligus naungan tanaman lada karena tanamannya berbentuk pohon. Namun belum banyak diketahui sebagai pakan ternak sumber protein. Kandungan protein kasar daun gamal berkisar 18-24%. Gamal tidak dianjurkan pemberiannya dalam jumlah banyak, disebabkan kandunga serat kasarnya rendah dan dapat menyebabkan kembung. Gamal dapat diberikan dalam ransum ternak sapi maksimal 10% dari komposisi. Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji dan stek. Gamal mudah tumbuh, dan cocok untuk daerah tropis.

  1. Indigofera (indigofera sp)

Indigofera termasuk kelompok leguminosa pohon. Saat ini Indigofera sp telah dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ruminansia termasuk kambing. Leguminosa pohon ini memiliki prodiktivitas yang tinggi dan kandungan nutrien yang cukup baik, terutama kandungan proteinnya yang tinggi. Akbarillah et al (2002) melaporkan nilai nutrisi tepung daun Indigofera adalah: protein kasar 27,97%; serat kasar 15,25%, Ca 0,22% dan P 0,18%. Selanjutnya disebutkan bahwa sebagai sumber protein, tepung daun Indigofera sp.mengandung pigmen yang cukup tinggi seperti xantofil dan carotenoid. Indigofera sangat disukai oleh kambing dan sapi. Dapt diperbanyak dengan biji.

  1. Rumput Raja/ King grass (Pennisetum purpureophoides)

Rumput Raja adalah jenis tanaman perenial yang membentuk rumpun, daya adaptasi yang baik di daerah tropis, tumbuh baik pada tanah yang tidak terlalu lembab. Rumput raja merupakan sumber serat kasar, dimana kandungannya 32,6%. Disamping itu protein kasarnya cukup tinggi yaitu mencapai 15,67%. Dapat diperbanyak menggunakan stek. Jumlah anakan pada rumput raja lebih banyak dari pada rumput gajah, dimana jumlah anakkannya berkisar 15-25 batang.

  1. Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan rumput tropika yang mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi lingkungan serta tahan terhadap kekeringan dan lindungan. Rumput tersebut mempunyai produksi tinggi, palatabel dan pertumbuhannya cepat. Penanaman dilakukan dengan stek, dapat dipanen pada umur 60 hst. Pemanenan berikutnya setiap 40 hari. Tinggi tanaman dapat mencapai ,8 m hingga 4,5 m. Rumput gajah merupakan sumber serat kasar dan energi. Kandungan serat kasarnya 34,2% dan protein 10,2%. Di Indonesia produksi segar rumput Gajah jenis Hawaii mencapai 277 ton/ha/tahun (36 ton/ha/tahun bahan kering).

  1. Rumput gajah odot/ gajah dwarf (Pennisetum purpureum cv. Mott)

Rumput gajah dwarf merupakan salah satu rumput unggul yang berasal dari Philipina dimana rumput ini mempunyai produksi yang cukup tinggi. Selain itu menghasilkan banyak anakan, mempunyai akar kuat, batang yang tidak keras dan mempunyai ruas-ruas daun yang banyak serta struktur daun yang muda sehingga sangat disukai oleh ternak. Walaupun rumput ini lebih pendek yaitu 1-1,5 m, namun jumlah anakannya lebih banyak yaitu 20-30 batang/rumpun.

  1. Rumput signal/ Rumput BD (Brachiaria decumbens)

Rumput BD baik digunakan sebagai rumput gembala karena lebih tahan injakan, pertumbuhan cepat, tahan terhadap kekeringan, toleran terhadap lahan kritis, dan cocok di daerah tropis. Kandungan serat kasar 30-35%, dan protein kasar 6-10%. Kapasitas tampung dalam 1 Ha 9-12 ekor sapi dewasa per tahun.

Perbandingan Kandungan nutrisi dan produktivitas tnaman pakan ternak

No Parameter gamal indigofera R. Raja R. Gajah R. gajah Odot R. BD
1 Kandungan            
  Bahan kering (%) 18 8.26 11.15 21 11.96 10.48
  Protein kasar (%) 16.04 25.6 9.73 8.3 9.13 6.32
  Lemak (%) 3.0 2.28 1.43 1.62 1.37 1.63
  Serat kasar (%) 16.14 25.13 31.69 33.5 29.63 35.78
  Abu (%) 7.43 6.79 14.56 11.2 19.94 7.28
2 Produktivitas rumput segar (ton/Ha/tahun) 9-12 150-200 200-300 200-250 300-350 100-150

 

sumber :

https://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-2/15-info-teknologi/693-mengenal-tanaman-pakan-ternak-bernutrisi-tinggi

Amoniasi Jerami

ARTIKELUncategorized Thursday, 13 December 2018

Hijauan seperti rumput sangat disarankan sebagai pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ternak, khususnya untuk ruminansia. Namun saat musim kemarau, hijauan berkualitas menjadi sesuatu yang sulit disediakan. Sebagai peternak, kita harus mengupayakan pakan lain yang lebih tersedia. Nah jerami adalah salah satu yang tersedia di musim kemarau. Kandungan nutrien yang rendah pada jerami merupakan tantangan tersendiri. Kali ini akan membagikan salah satu teknologi sederhana untuk meningkatkan kualitas jerami yaitu Amoniasi Jerami untuk pakan ternak.

Amoniasi Jerami Untuk Pakan Ternak

Jerami padi juga merupakan limbah pertanian mengandung nutrien yang sangat rendah yaitu protein kasar 4,1% dan dinding sel 86%, sehingga apabila diberikan pakan tunggal bagi ternak sulit untuk memenuhi kebutuhan ternak akan nutrien, walaupun pemberiannya secara ad libitum.

Teori dasarnya dari amoniasi jerami adalah penambahan amonia pada jerami agar ikatan lignin selulosa (dinding sel tumbuhan) pecah menjadi karbohidrat sederhana yang mudah dicerna oleh ternak ruminansia. Ikatan lignin selulosa merupakan faktor penyebab rendahnya daya cerna bahan pakan.

Sumber amonia yang biasa dipakai untuk teknik amoniasi jerami adalah urea. Urea banyak beredar di pasaran dengan harga terjangkau.

Sebagai catatan, penggunaan urea dalam pakan ternak tidak boleh melebihi sepertiga bagian dari total N (protein equivalen), atau 1% ransum lengkap atau 3% dari campuran penguat sumber protein. Lihat artikel dari Suluhtani.comuntuk detailnya.

Cara Pembuatan Jerami Amoniasi

Berikut cara pengolahannya dengan asumsi bahan jerami sebanyak 100 KG

Daftar Bahan-bahan yang diperlukan:

  • Jerami Padi
  • Urea
  • Air

Alat:

  • Plastik Lembaran
  • Timbangan
  • Ember Plastik
  • Sabit
  • Lubang tempat penimbunan jerami.

Metode proses pengolahan :

Teknik pembuatan jerami amoniasi

  1. Siapkan 100 kg jerami dan potong ukuran 2-5 cm.
  2. Larutkan 4 kg urea dalam 70 liter air.
  3. Buat lobang di tanah dengan ukuran dalamnya 1 m, lebar 0,75m, dan panjang disesuaikan dengan jumlah jerami padi yang diolah sebelum jerami padi ditimbun, berilah alas pada dasar wadah plastik.
  4. Masukkan jerami padi yang sudah dipotong-potong kedalam lubang sehingga membentuk lapisan-lapisan setebal 10 – 20 cm.
  5. Setelah itu semprotlah lapisan jerami padi dengan larutan urea secara merata, dilanjutkan dengan menyemprot dengan dengan air bersih, kemudian lapisan jerami padi tersebut diinjak-injak sampai padat.
  6. Setelah penumpukan jerami padi selesai, tutuplah secara rapat dengan menggunakan plastik.
  7. Setelah 21 hari atau 1 bulan tutup plastik dapat dibuka dan jerami amoniasi sudah dapat dipergunakan sebagai pakan ternak.
  8. Sebelum diberikan pada ternak sapi, jerami aminiasasi perlu diangin-anginkan 1-2 jam terlebih dahulu.

Komposisi Kimia Jerami Padi Tanpa Dan Dengan Amoniasi.

kandungan nutrien jerami amoniasi

Manfaat Penggunaan Jerami Amoniasi

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai pakan ternak memberikan beberapa keuntungan antara lain:

  • Menambah persediaan bahan pakan dan peluang untuk meningkatkan populasi ternak. Dengan dimanfaatkannya jerami padi sebagai bahan pakan ternak berarti ketersediaan pakan bertambah, sehingga ini akan membuka peluang peternak untuk menambah jumlah ternaknya untuk dipelihara tanpa terkendala pakan.
  • Tentunya Mencegah kekurangan pakan khususnya pada musim kemarau, sehingga ternak kita tidak kurus karena kekurangan pakan.
  • Produktivitas ternak akan meningkat, dengan amoniaisasi jerami padi, daya cerna akan meningkat. Sehingga pertumbuhan ternak akan lebih baik.
  • Mengurangi pencemaran dan pengurasakan lingkungan. Penanganan jerami yang tidak baik bisa menimbulkan pencemaran lingkungan, contoh jerami padi yang dibakar di sawah.

Demikian artikel Amoniasi Jerami Untuk Pakan Ternak dari sinauternak.com. Semoga bermanfaat ya.

Referensi

Rahadi, S. 2008. Teknik Pembuatan Amoniasi Urea Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak. Makalah PENERAPAN IPTEK Pemanfaatan Limbah Jerami Padi Melalui Teknologi Amoniasi untuk Mengatasi Kekurangan Pakan di Musim Kemarau, di Desa Alebo Kec. Konda Kab. Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, 24 November 2008.
TAG: JERAMI PADI, TEKNOLOGI PAKAN
rutinitas pagi

4 Perbedaan Dedak Padi dan Bekatul

ARTIKELUncategorized Tuesday, 13 March 2018

Apakah diantara kawan-kawan masih banyak yang menganggap bahwa dedak dan bekatul adalah produk yang sama, yang berasal dari proses penggilingan gabah padi ? apakah kawan-kawan sesungguhnya ada 4 perbedaan dedak padi dan bekatul. Berikut cara mengetahuinya.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa dedak padi dan bekatul itu sama, tetapi apabila dilihat dari tekstur dan kandungan nutrien antara kedua bahan tersebut berbeda. Satu lagi, pedagang yang nakal kadang-kadang memalsukan dedak dan bekatul ini menggunakan sekam giling.

Dedak padi dan bekatul dan sekam sama-sama berasal dari limbah penggilingan padi. Penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%, untuk yang lainnya berupa kotoran.

Dedak padi (rice bran) adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul (rice polish) adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil endosperm berpati.

Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua.

Ada beberapa tempat penggilingan padi di indonesia yang tidak memisahkan antara dedak padi dan bekatul, karena alat penggilingan padi tidak memisahkan antara dedak dan bekatul maka umumnya dedak dan bekatul bercampur menjadi satu dan disebut dengan dedak atau bekatul saja.

Perbedaan Kandungan Nutrien Dedak dan bekatul

Jika berdasarkan gizinya kita akan bedakan antara dedak dan bekatul anatara lain yaitu di lihat dari sumber gizinya:

  1. Dedak dan bekatul mengandung gizi nilai yang lebih tinggi daripada endosperma (beras)
  2. Karbohidrat utama di dalam dedak padi adalah hemiselulosa, selulosa, pati dan B-Glucan
  3. Tiga asam lemak utama di dalam dedak dan bekatul berras adalah palmitat, oleat dan linoleat. Minyak dedak mentah mengandung 3-4 persen wax dan sekitar 4 persen lippid tak tersaponikfikasi. Antioksidan potensial seperti oryzanol dan vitamin E juga ditemukan dalam beras, dedak dan bekatul kaya vitamin B komplek. Komponen mineralnya antara lain besi, alumunium, kalsium magnesiaum, mangan , fosfor dan seng.
Nutrien/ Bahan Dedak Padi Bekatul
PK 8.5% 12.0%
SK 17.0% 5.2%
LK 4.2% 10.7%
Abu 12.6% 7.7%
BETN 43.7% 50.4%

Hari Hartadi, et al, 1980.

4 Perbedaan dedak padi dan bekatul

Berikut beberapa cara mengetahui perbedaan dedak padi dan bekatul baik secara visual maupun lainnya :

perbedaan dedak padi dan bekatul secara visual

  1. Apabila dilihat teksturnya bekatul lebih halus. Pada dedak padi masih terdapat rambut atau kulit padinya, sedangkan pada bekatul tidak ada.
  2. Apabila direndam dengan air, Hampir keseluruhan bekatul akan tenggelam didalam air, sedangkan pada dedak padi ada bagian-bagian kulit yang terapung.
  3. Harga untuk dedak dan bekatul pun juga berbeda, biasanya mempunyai selisih 500-1000 rupiah.
  4. Kandungan serat kasar dedak padi lebih tinggi daripada bekatul

Tips memilih dan membeli antara dedak padi dan bekatul agar tidak keliru

  1. Membeli kepada pedagang atau tempat penggilingan padi yang sudah terpercaya.
  2. Usahakan anda berlangganan ditempat tersebut agar tetap dilayani dengan baik dan diberikan kualitas barang yang bagus pula.
  3. Mencari informasi harga pasaran yang standard di tempat anda.
  4. Anda dapat mencurigai kepada pedagang yang menawarkan harga murah di bawah standar.
  5. Kesalahan dalam memilih dan membeli dapat berakibat fatal terhadap kandungan pakan ternak yang akan anda ransum. Yang berakibat tidak memenuhi atau malah terlalu melebihi standar kebutuhan ternak yang daapat mengakibatkan kerugian besar dalam peternakan anda.
  6. Anda dapat menguji dedak padi atau bekatul yang telah anda beli di laboratorium untuk mengetahui kadungan nutriennya.

Cara Pengujian Kandungan Sekam pada Praktek Pemalsuan Dedak dan Bekatul

Sebenarnya ada cara mudah untuk menguji pemalsuan dedak dan bekatul yang ditambah sekam.

Fluoroglucinol adalah bahan untuk melakukan test kandungan sekam pada dedak padi (Li-Test). Kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya.

Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15%. Untuk menghindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan flouroglucinol.

Prinsip kerjanya berdasarkan sifat Fluoroglucinol yang tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan fluoroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji, karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.

uji-pemalsuan dedak dan bekatul oleh sekam | Perbedaan dedak padi dan bekatul

Langkah – Langkah uji kandungan sekam dalam dedak padi :

  1. Grinding Sekam dan Kulit Gabah (hull)
  2. Dedak padi Grade A disaring dengan Sieve 0.6 mm
  3. Siapkan standart Dedak padi + 5%; 10%, 15%, 20%, 25% sekam
  4. Timbang masing-masing 1 gram dedak padi standart pada petri disk
  5. Timbang sample 1 gram dan letakan pada petri disk
  6. Pipet 4 ml fluoroglucinol ke masing-masing petri disk
  7. Aduk sampai homogen
    Diamkan 10-15 menit
  8. Lihat perubahan warna dan bandingkan dengan standart

Semoga artikel tentang perbedaan dedak padi dan bekatul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya kepada para peternak Indonesia.

Referensi:
Hartadi, H., L.C. Kearl, S. Reksohadiprojo, L.E. Harris dan S. Lebdosukoyo. 1980. Tabel-tabel dari komposisi bahan makanan. Data ilmu makanan ternak untuk Indonesia. Gadjahmada University Press. Yogyakarta
TAG: BEKATUL, DEDAK
cara urus form a5

JENIS PAKAN TERNAK DAN KANDUNGAN NUTRISINYA

ARTIKELUncategorized Tuesday, 13 February 2018

Pentingnya ilmu pakan ternak demi kesuksesan usaha peternakan Anda. Bagi seorang peternak, bisa dikatakan sukses ketika berhasil membangun peternakan yang besar, memiliki hewan ternak yang banyak, dan memiliki hasil yang besar pula dari sana. Apakah Anda juga demikian?

Memang untuk beternak tidaklah semudah yang dilihat. Butuh pengetahuan, pengalaman, dan ketekunan sejati sebagai peternak dan memberikan yang terbaik pada peternakan yang dimilikinya. Dengannya, Anda dapat menjalankan peternakan dengan lebih baik, berkembang dengan pesat dan mendapatkan hasil seperti yang Anda dan peternak lain inginkan.

Terlepas dari pengalaman yang dimiliki, bagi seorang peternak ulung maupun peternak pemula, satu hal yang tidak dapat dinomor duakan adalah pengetahuan tentang pakan ternak. Karena hal ini sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak Anda.

Dengan pengetahuan pakan yang tepat, maka peternak dapat fokus pada apa yang ingin ditingkatkan, ingin mempercepat pertumbuhan hewan ternak, penggemukan, atau memaksimalkan dan menjaga kualitas dari hasil hewan ternak tersebut.

BAHAN PAKAN TERNAK

Memang banyak jenis bahan makanan yang dapat digunakan untuk pakan ternak. Tetapi secara umum, bahan pakan ternak dibagi menjadi 5 jenis, pakan kasar, pakan penguat/ konsentrat, mineral, vitamin, dan pakan tambahan.

1. Pakan Kasar

Pakan kasar adalah pakan yang bervolume besar tetapi berat dari setiap unit volume-nya rendah. Makanan yang termasuk pakan kasar dapat berasal dari hijauan, antara lain:

  • Rumput, bisa rumput lapangan, rumput tanaman, rumput grinting, rumput benggala, rumput kolonjono, rumput tuton.
  • Daun leguminos.
  • Sisa hasil panen seperti jerami, baik jerami padi, jerami kedelai, jerami jagung, maupun jerami kacang tanah.

Pakan ternak yang berasal dari hijauan memiliki kandungan serat kasar sekitar 18% tetapi memiliki kandungan energi yang rendah. Hijauan yang menjadi sumber nutrisi yang baik adalah hijauan yang mengandung protein kasar sebanyak 20 % total bahan kering seperti leguminosa/ kacang – kacangan.

Sedangkan, pakan dari sisa hasil panen seperti jerami, hanya memiliki kandungan protein kasar sekitar 3 – 4 % bahan kering. Dari pakan hijau – hijauan yang berasal dari daun dan rumput yang berkualitas, hewan ternak seperti sapi hanya dapat berproduksi 70% dari kemampuan seharusnya.

Namun bagaimanapun juga, pakan kasar sangat diperlukan untuk hewan ternak ruminansia karena memiliki serat kasar tinggi yang dibutuhkan untuk merangsang rumen serta menentukan kadar lemak susu.

JENIS RUMPUT UNGGULAN UNTUK PAKAN TERNAK HIJAUAN

1) Rumput Gajah

Rumput gajah toleran terhadap berbagai macam jenis tanah. Rumput gajah dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, yang tahan terhadap lingkungan sedang, serta curah hujan yang cukup, suka dengan tanah lempung yang subur, tetapi tidak tahan terhadap genangan.

2) Rumput Benggala

Rumput jenis ini memiliki ciri – ciri bersifat perennial, batangnya kuat dan tegak, serta membentuk rumpun dengan akar membentuk serabut dalam. Memiliki bunga berwarna hijau atau keunguan.

Rumput benggala tumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi 0 – 1200 meter di atas permukaan laut.

3) Rumput Raja

Pengembangan rumput raja biasanya dilakukan dengan stek batang atau pols dan mampu tumbuh dengan baik pada daerah dengan tanah yang ringan sampai berat. Rumput raja mampu hidup dan tumbuh di dataran dengan ketinggian 0 – 3000 meter di atas permukaan air laut dengan curah hujan tahunan sebesar 1000 meter atau lebih.

Ciri – ciri rumput raja antara lain, berdaun tunggal, batang berbentuk persegi dan silindris, berakar serabut, dan tumbuh di daerah yang kering. Memiliki struktur daun yang kasar, batang keras dan tebal. Bentuk daunnya panjang, dengan permukaan daun yang luas.

4) Rumput Meksiko

Seperti namanya, rumput ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah. Yang dapat hidup di daerah tropis yang basah dan juga di daerah subtropis dengan tanah berair. Serta memiliki ciri daun yang lebih lebar dari rumput jenis lain, dengan panjang daun sekitar 1,5 meter dan memiliki lebar daun sekitar 10 centimeter.

Rumput meksiko dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki tanah dengan struktru sedang ataupun berat, dengan ketinggian sampai 1200 meter di atas permukaan air laut. Serta curah hujan 2000 meter per tahunnya.

5) Rumput Setaria

Rumput setaria atau sering juga dikenal dengan nama Rumput Golden Timothy yang berasal dari Afrika dan memiliki siklus hidup parenial. Cirinya tumbuh membentuk rumpun yang kuat dan lebat, dengan daun yang lebar dan sedikit berbulu pada bagian permukaan atasnya.

Rumput Setaria kalau sudah berumur cukup dewasa, maka dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 180 centimeter. Memiliki karakter yang tahan terhadap lingkungan kering maupun bergenang. Dapat hidup pada dataran dengan ketinggian 1000 kaki, dengan curah hujan 25 inchi/ tahunnya.

Oh ya, untuk mempermudah pemberian pakan rumput sapi, sebaiknya menggunakan mesin pencacah aneka rumputuntuk mengecilkan ukuran rumput. Manfaatnya sapi akan mudah mencerna rumput yang akan dikonsumsi.

2. Pakan Penguat (Konsentrat)

Pakan penguat atau disebut juga konsentrat adalah pakan ternak yang memiliki kandungan serat kasar rendah, dibawah 18%. Nutrisi utama dari pakan konsentrat berupa energi dan protein. Ada dua perbedaan konsentrat, yakni konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein.

Konsentrat sumber energi adalah konsentrat yang memiliki kadar protein kurang dari 20%. Sebaliknya, konsentrat sumber protein adalah konsentrat yang memiliki kadar protein di atas 20%.

Konsentrat merupakan suatu bahan pakan ternak yang diberikan bersamaan dengan bahan pakan ternak lainnya untuk meningkatkan kandungan gizi pakan ternak yang dicampurkan sebagai pakan pelengkap.

Perternak sapi perah, agar dapat menjaga produksi susu sapi, pakan ternak yang diberikan harus sebagian besar dari pakan ternak konsentrat. Karena sapi yang hanya diberikan pakan ternak dari hijauan akan memproduksi susu 30% lebih rendah dari sapi yang diberikan pakan ternak hijauan yang juga ditambahkan dengan pemberian pakan ternak konsentrat.

Sebab, sapi tidak mampu menampung pakan kasar sesuai dengan energi yang dibutuhkan. Karenanya, untuk mencukupi energi, maka diperlukanlah tambahan pakan konsentrat. Pakan konsentrat bisa berasal,

Dari hewan:

  • Tepung daging
  • Tepung daging dan tulang
  • Tepung darah
  • Tepung bulu
  • Tepung cacing
  • Hasil sampingan pengolahan ikan, yaitu tepung ikan
  • Hasil sampingan pengolahan susu seperti lemak susu dan bubuk susu skim.

Untuk pakan ternak konsentrat yang berasal dari hewan ditandai dengan protein kualitas tinggi yang jumlahnya relatif banyak, serta kandungan mineral yang cukup tinggi juga. Mengandung protein lebih dari 47%, mineral Ca lebih dari 1%, P lebih dari 1,5%, dan serat kasar kurang dari 2,5%.

Dari tumbuhan:

  • Hasil panen pertanian seperti kedelai, kacang hijau, jagung, dan yang lainnya.
  • Sisa industri pertanian seperti bungkil kelapa/ kelapa sawit, bungkil wijen, bungkil kedelai, biji palm, biji karet, ampas tahu, dedak sekam padi, dan yang lainnya.

Pakan ternak konsentrat memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi. Kelompok yang memiliki kandungan terbanyak seperti jagung, biji – bijian, sorghum, yang SE dan TDN yang tinggi, serat kasar yang rendah, kandungan protein kasar sedang, serta kandungan mineral yang bervariasi.

Pakan ternak konsentrat yang berasal dari tumbuhan memiliki kandungan protein 47%, mineral Ca kurang dari 1%, P kurang dari 1,5 %, dan serat kasar yang lebih dari 2,5%. pakan ayam legund juga,

Agar dapat sesuai sasaran yang diinginkan, maka penggunaan pakan ternak konsentrat harus memperhatikan 2 hal berikut ini:

  • Pemberian pakan ternak konsentrat harus memperhatikan kebutuhan nutrisi hewan ternak, jangan sampai pemberian pakan ternak konsentrat terlalu berlebihan karena konsentrat hanyalah penguat atau pakan tambahan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi saja.
  • Pemberian pakan ternak konsentrat harus sesuai dengan imbangan jumlah produksinya, susu ataupun daging.

3. Pakan Fermentasi

Pakan fementasi adalah hasil dari proses amoniasi, atau sering juga disebut sebagai peragian/ pemerana. Tujuan pembuatan pakan fermentasi adalah untuk memaksimalkan pengawetan kandungan gizi pada pakan hijauan ataupun bahan pakan lainnya agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan tanpa mengurangi jumlah nutrisinya.

Kebutuhan gizi dan nutrisi yang tercukupi, maka banyak efek positif yang didapatkan. Kualitas hewan ternak yang semakin baik yang sudah pasti akan berdampak pada nilai jual hewan ternak.

Dengan menggunakan metode fermentasi, maka penyediaan pakan ternak akan lebih efisien. Adapun ciri – ciri dari pakan fermentasi yang sudah jadi, seperti ada peningkatan suhu, ada perubahan warna, dan menjadi lebih lapuk/ empuk.

Untuk tahu lebih lengkap tentang pakan ternak fermentasi, bagaimana cara membuat pakan ternak fermentasi sendiri, dan bagaimana pula cara tepat memberikannya pada hewan ternak Anda, bisa kunjungi artikel Fermentasi Pakan Ternak.

4. Mineral

Mineral atau zat – zat garam sangat dibutuhkan untuk hewat ternak perah. Zat anorganik seperti : Kalsium, Kalium, Zat besi, Fosfat, Natrium, Magnesium, dan yang lainnya adalah macam – macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak.

Tambahan mineral memang dibutuhkan sebagai tambahan pada beberapa pakan ternak, tetapi tidak semua, karena sebagian besar mineral tersebut dapat diperoleh dari bahan – bahan makanan ternak yang diberikan. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui kandungan dari pakan ternak yang diberikan, apakah sudah mencukupi kebutuhan mineral hewan ternak atau tidak.

 

5. Vitamin

Vitamin sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan, dan menjaga fungsi alami dari sistem tubuh hewan ternak.

Ada dua 2 kelompok vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak, yaitu vitamin yang larut dalam air diantaranya vitamin B kompleks, B6, B12, C, biotin, kholin, inondol, niacin. Dan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin, A, D, E, dan K.

Memang vitamin hanya sedikit yang dibutuhkan, tetapi hal ini sama sekali tidak boleh diabaikan karena tidak semua bahan pakan ternak mengandung vitamin yang lengkap, mengingat resiko dari hewan ternak yang jika kekurangan vitamin maka dapat mengakibatkan tubuh hewan ternak lemah, sakit – sakitan, dan bahkan kematian.

6. Pakan Tambahan

Adalah pakan yang digunakan hanya sebagai tambahan dan bukanlah untuk konsumsi pokok bagi hewan ternak. Pakan tambahan yang dimaksudkan adalah produk yang tidak bernutrisi, namun berguna untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, ataupun menyembuhkan hewan ternak. Diantaranya, antibiotik, anti toksin, obat cacing, hormon, dan yang lainnya.

Pada pemberian antibiotik sendiri, dimaksudkan untuk memodifikasi keseimbangan bakteri yang berada dalam saluran pencernaan hewan ternak. Keseimbangan antara bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan akan mencegah terjadinya penurunan produksi ternak.

Setelah mengetahui 5 jenis bahan pakan ternak di atas, semoga bisa bermanfaat dan menjadi informasi tambahan untuk Anda para peternak yang belum begitu paham dengan jenis – jenis pakan ternak.

Nah, jika Anda ingin lebih tahu tentang jenis pakan ternak sapi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, serta penggemukan sapi dengan cara dan pemahaman yang tepat, Anda bisa mempelajarinya di artikel Pakan Ternak Sapi.

baca juga

  • Kandang Ayam Broiler Terbuka vs Closed House, Mana yang Terbaik?
  • 3 Cara Memilih Bibit Kelinci Yang Baik
  • Mengenal Ayam Leher Gundul (Legund)
  • Cara Gampang Membedakan Dedak Dengan Sekam Giling

  • Forget corporate social responsibility: doing good should be a core part of your business model
  • Five Lessons from Walmart’s CSR Strategy Efforts
  • Make Your CSR Investments Deliver More
  • A Social Media Strategy Can Be an Effective CSR Campaign Tool
  • Why smart companies should reconsider their CSR strategy
  • The United Nations really, really needs social entrepreneurs to do their thing
  • Want to #ShiftThePower? Anonymize Philanthropy.
  • Can the Social Impact Sector Commit to Self-Criticism?

Apa itu Herbarium?

ARTIKELUncategorized Saturday, 13 January 2018

Mengenal Herbarium. Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi.

Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Ramadhanil, 2003).

Definisi Herbarium

A herbarium (plural: herbaria) is a collection of preserved plant specimens and associated data used for scientific study.

Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus.

Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2005).

Manfaat Herbarium

Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi.

Herbarium dipakai untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian evolusi(Setyawan dkk, 2005).

Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan pengelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar.

Mengenal Herbarium : Definisi, Manfaat, dan Cara Pembuatan

Cara Pembuatan Herbarium

Koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan.

Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawetnya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004).

Persiapan Pembuatan Herbarium

Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti.

Dengan kata lain,suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak pada spesimen herbarium. Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru.

Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan spesimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah. Awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya. Awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen dalam larutan formalin 4% (Setyawan dkk, 2005).

Mengenal Herbarium Basah

Mengenal Herbarium : Definisi, Manfaat, dan Cara PembuatanHerbarium basah, setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu spesimen. Tidak benar digabungkan beberapa spesimen di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu diatas lainnya.

Tebal tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong plastik (40 × 60) yang akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram secara merata. Kemudian kantong plastik ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alcohol atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastik (Onrizal, 2005).

Mengenal Herbarium Kering

Herbarium kering, cara kering menggunakan tiga macam proses yaitu pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak, untuk mendpatkan hasil yang optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven.

Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk. Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan.

Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi (Onrizal, 2005).

Demikian Artikel Mengenal Herbarium : Definisi, Manfaat, dan Cara Pembuatan dari sinauternak.com. Semoga bermanfaat bagi semuanya. Sekian dan terimakasih

Referensi

  • Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. Access by : http://ocw.usu.ac.id. Accession date : April 27th 2014.
  • Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang PenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi. UNS. Solo.
  • Setyawan, A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K dan Susilowati, A. 2005. Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
  • Suyitno, A.L. 2004. Penyiapan Specimen Awetan Objek Biologi. Jurusan Biologi FMIPA UNY. Yogyakarta.
TAG: HERBARIUM, HIJAUAN TANAMAN
12
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada

Jl. Fauna No. 3 Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telp: (0274) 513363 | Fax: (0274) 521578 |

Email: fapet@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY