Teknologi Pakan Sapi Berbasis Limbah Kelapa Sawit

Perkembangan luasan perkebunan kelapa sawit di Kepulauan Bangka Belitung mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun, dimana kebun kelapa sawit rakyat pada tahun 2010 tercatat 44 ribu Ha (BPS, 2011) dengan jumlah produksi TBS 52 ribu ton, pada tahun 2016 tumbuh menjadi 64,13 ribu Ha dengan produksi TBS 120,22 ribu ton (BPS, 2017). Kebun kelapa sawit ini mempunyai potensi biomassa yang melimpah sebagai sumber pakan ternak antara lain pelepah sawit dan hijauan dibawah tanaman kelapa sawit. Selain itu juga terdapat 42 perusahaan pengolahan kelapa sawit di Kepulauan Bangka Belitung yang mendukung pakan dari hasil samping industri kelapa sawit berupa lumpur sawit (solid decanter), bungkil inti sawit (palm kernel cake) dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak.

Perbandingan nutrisi pelepah sawit, lumpur sawit, bungkil inti sawit dan rumput liar

No Uraian Bahan kering Serat kasar Protein kasar Lemak kasar  
    % bahan kering
1 Pelepah 26,07 50,94 5,10 1,01  
2 Lumpur sawit/ solid 24,08 35,88 14,40 14,78  
3 Bungkil inti sawit 91,83 36,68 18,15 6,49  
4 Rumput liar 18,00 28,38 10,68 1,74  

 

Rata-rata satu hektar lahan kelapa sawit ditanami 130 pohon, dan setiap pohon menghasilkan 22 pelepah/ tahun. Setiap pelepah yang rata-rata bobotnya 5 kg. Dalam satu hektar lahan kelapa sawit produktif dapat menghasilkan 9 ton pelepah segar setiap tahun atau setara dengan 0,66 ton bahan kering per tahun. Sementara Satu ekor sapi Bali dewasa dengan bobot hidup 250 kg membutuhkan bahan kering 8,75 kg/hari.

Lumpur sawit (solid decanter) merupakan limbah sawit yang paling disukai oleh ternak sapi diantara limbah sawit lainnya. Solid dapat diberikan pada sapi dalam bentuk segar maupun difermantasi bersama bahan lain.

Bungkil inti sawit merupakan bahan baku pakan yang cukup potensial sebagai sumber protein berkisar 18-22%. Salah satu kelemahan dari bungkil inti sawit untuk digunakan sebagai bahan baku pakan ternak adalah nilai palatabilitasnya yang relatif rendah disebabkan kandungan serat lebih tinggi dibandingkan bahan pakan sumber protein lainnya. Pemberian bungkil inti sawit tidak direkomendasikan dalam bentuk tunggal karena dapat mengganggu organ pencernaan sapi, tetapi dianjurkan bersamaan dengan bahan pakan lain.

Teknologi Pakan Sapi Berbasis Limbah Kelapa Sawit

Teknologi pakan sapi berbasis limbah kelapa sawit ini telah diterapkan di Kepulauan Bangka Belitung antara lain di Kelompok Tani Tunas Baru Kelurahan Sungai Selan, Poktan Semoga Jaya Desa Lubuk Besar, dan Kebun Percobaan Petaling BPTP Kep. Bangka Belitung. Pelepah dan daun kelapa sawit yang dirajang, kemudian dicampur dengan bungkil inti sawit, dan dedak padi diperoleh skor kondisi tubuh sapi Bali 3,21 (skala 1-5) di Sungai Selan Kabupaten Bangka Tengah, pertambahan bobot harian sapi Bali 0,45 kg/hari di KP Petaling, 0,42 kg/hari di Lubuk Besar.

Berikut ini ditampilkan berbagai komposisi ransum pakan sapi dari limbah kelapa sawit yang bisa sebagai acuan bagi peternak.

Parameter Tunas Baru KP Petaling Semoga Jaya
% bahan kering
Bahan pakan      
Pelepah sawit 70 30 40
Rumput 40 50
Bungkil sawit 20 10 8.4
Dedak padi 8.4 18.4
Kapur 0.8 0.8 0.8
Garam 0.8 0.8 0.8
       
Performan      
Skor kondisi tubuh (skala 1-5) 3.44 3,02 2,87
PBHH Penggemukan (kg/hari) 0.60 0,45 0,42
Calving rate (%) 75,88 72,22 70,83
Calving interval (bulan) 13,97 13,11 13,41
       
Pendapatan      
Harga Pakan/ dalam BK (Rp/kg) 592 600,00 580,00
Biaya pakan bulanan (Rp/bulan/ekor) 98.839 168.779 168.669
Pendapatan bersih (Rp/bulan/ekor) 568.095 429.104 472.581

 

sumber:

https://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-2/15-info-teknologi/690-teknologi-pakan-sapi-berbasis-limbah-kelapa-sawit

Leave A Comment