Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Kanal Pengetahuan Fakultas Peternakan
  • BERANDA
  • E-LEARNING
    • MENARA ILMU
    • KULIAH TERBUKA
    • KULIAH TAMU
    • COMMUNITY OF PRACTICE
    • COMMUNITY OF SERVICE
    • PROFIL DOSEN
  • RISET & PUBLIKASI
    • Knowledge Translation
    • PERTEMUAN ILMIAH
    • PENELITIAN
    • PUBLIKASI
  • TENTANG KANAL
  • Three Minute Thesis
  • Beranda
  • KNOWLEDGE TRANSLATION
  • From Laboratory to Farm: Inovasi Nutrisi Pakan untuk Peternakan Berkelanjutan

From Laboratory to Farm: Inovasi Nutrisi Pakan untuk Peternakan Berkelanjutan

  • KNOWLEDGE TRANSLATION
  • 6 October 2025, 03.09
  • Oleh: septiana.saraswati
  • 0

Industri peternakan merupakan salah satu pilar penting dalam penyediaan pangan asal ternak terutama protein hewani yang sangat dibutuhkan masyarakat. Permintaan pangan asal ternak semakin meningkat sehingga memacu industri peternakan untuk berkembang lebih pesat. Namun demikian, perkembangan pesat industri ini juga membawa sejumlah tantangan. Permasalahan seperti ketergantungan impor bahan baku pakan, penggunaan antibiotik yang berlebihan, kontaminasi mikotoksin, hingga meningkatnya emisi gas rumah kaca (greenhouse gas) dan emisi amonia menjadi isu yang perlu diatasi dengan serius.

Hal ini mengemuka dalam diskusi Fapet Menyapa bersama Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Jumat (26/9). Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Prof. Dr. Ir. Chusnul Hanim, M.Si., IPM, ASEAN. Eng (Kepala Laboratorium), Dr. Asih Kurniawati, S.Pt., M.Si., IPM, Muhlisin, S.Pt., M.Agri., Ph.D., IPP dan Dr. Ir. Muhsin Al Anas, S.Pt., IPP.

“Tekanan global terhadap keberlanjutan lingkungan semakin kuat. Dunia menuntut industri peternakan tidak hanya fokus pada peningkatan produktivitas, tetapi juga pada aspek efisiensi, kesejahteraan hewan, dan penurunan jejak karbon (carbon foot print). Jika tidak segera bertransformasi, peternakan dikhawatirkan menjadi salah satu penyumbang besar terhadap degradasi lingkungan dan krisis pangan di masa depan,”papar Hanim.

Untuk itulah, di sini peran riset dan inovasi perguruan tinggi menjadi sangat penting. Fapet UGM menghadirkan berbagai solusi inovasi dan teknologi berbasis sains, yang diharapkan dapat menjadi jawaban atas tantangan tersebut. Inovasi yang ditampilkan bukan hanya sebatas penelitian di laboratorium, tetapi juga teknologi yang siap mendukung industri peternakan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian bangsa dalam produksi pakan dan pangan asal ternak.

 

Inovasi Unggulan
Beberapa inovasi yang ditampilkan dalam Fapet Menyapa diantaranya Probiotik Lactobacillus plantarum BN21, Mineral Herbal untuk Unggas, Suplemen Pakan Pronisblok+, Toxin Binder untuk Penurunan Aflatoksin (senyawa beracun pada ternak), Pakan Unggas Rendah Protein, Suplemen Pakan Berbasis Minyak Maggot, dan Methane Chamber untuk Penelitian Gas Rumah Kaca.

Dr. Asih menambahkan untuk Probiotik Lactobacillus plantarum BN21 merupakan hasil isolasi dan pengembangan probiotik unggul yang mampu meningkatkan kesehatan usus ayam serta meningkatkan efisiensi pakan. Probiotik ini berfungsi menyeimbangkan mikrobiota usus, menurunkan risiko penyakit, sekaligus mendukung pengurangan penggunaan antibiotik.

Sementara untuk mineral herbal untuk unggas adalah formulasi mineral berbasis bahan herbal yang tidak hanya mencukupi kebutuhan nutrien mikro, tetapi juga memberikan manfaat imunomodulator. “Inovasi ini berperan dalam meningkatkan performa unggas dengan pendekatan alami dan ramah lingkungan,”kata Asih.

Muhlisin, Ph.D menjelaskan tentang suplemen pakan Pronisblok+. Pronisblok+ adalah suplemen praktis dalam bentuk blok untuk ternak ruminansia yang dirancang memudahkan peternak sekaligus memastikan asupan mineral selalu tercukupi. Teknologi ini mendukung kesehatan, reproduksi, dan produktivitas ternak dengan cara yang sederhana namun efektif.

Tim laboratorium Biokimia Nutrisi juga memaparkan tentang Toxin Binder untuk Penurunan Aflatoksin (senyawa beracun pada ternak) serta pakan unggas rendah protein.

Di sesi akhir Muhsin menjelaskan tentang suplemen pakan berbasis minyak maggot. Produk ini adalah turunan dari black soldier fly larvae (BSFL) yang berfungsi sebagai sumber energi, kaya asam lemak laurat, sekaligus memiliki efek imunostimulan.

“Inovasi ini memperkuat konsep circular economy dengan memanfaatkan limbah organik menjadi produk bernilai tinggi untuk pakan,”kata Muhsin.

Sementara Methane Chamber merupakan instrumen riset canggih yang digunakan untuk mengukur emisi metana dari ternak, khususnya ruminansia. Teknologi ini menjadi fondasi penting dalam penelitian mitigasi emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan, sehingga hasil penelitian dapat diarahkan pada solusi konkret bagi isu iklim global.

Sumber: Tim Lab Biokimia Nutrisi
Editor: Satria
Foto: Margiyono

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada

Jl. Fauna No. 3 Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telp: (0274) 513363 | Fax: (0274) 521578 |

Email: fapet@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY