Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Kanal Pengetahuan Fakultas Peternakan
  • BERANDA
  • E-LEARNING
    • MENARA ILMU
    • KULIAH TERBUKA
    • KULIAH TAMU
    • COMMUNITY OF PRACTICE
    • COMMUNITY OF SERVICE
    • PROFIL DOSEN
  • RISET & PUBLIKASI
    • KNOWLEDGE TRANSLATION
    • PERTEMUAN ILMIAH
    • PENELITIAN
    • PUBLIKASI
  • TENTANG KANAL
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 4
Pos oleh :

admin

UGM Kembangkan ‘Burger’ Pakan Sapi, Solusi Atasi Kerawanan Pakan Ternak Korban Merapi

ARTIKELUncategorized Sunday, 19 November 2017

Sedikitnya 65 ribu ekor sapi di empat kabupaten, Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali terancam kekurangan pakan dan harus turut serta diungsikan akibat bencana letusan Merapi. Untuk mengatasi ancaman kekurangan pakan ini, tim peneliti dari Fakultas Peternakan UGM berhasil mengembangkan ‘burger’ siap saji untuk sapi-sapi korban Merapi. Para peneliti UGM ini membuat semacam burger pakan sapi siap saji dengan bahan baku utama jerami padi (70%), dedak gandum atau polard (20%), molase dan larutan mikrobia (10%) untuk membantu proses fermentasi. “Burger pakan sapi ini merupakan campuran dari berbagai bahan yang diramu sehingga kandungan nutrisinya mencukupi kebutuhan ternak dan tidak perlu tambahan bahan pakan lain, termasuk hijauan, kecuali air minum,” kata Prof. Dr. Ali Agus, D.E,A., salah seorang anggota tim peneliti kepada wartawan, Rabu (10/11).

Dosen Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan UGM, ini menjelaskan pemilihan bahan pakan utama berasal dari jerami ini dengan alasan harganya relatif murah dan masih mudah didapat. Untuk proses fermentasinya juga hanya berlangsung 24 jam (1 hari) sehingga relatif cepat bila dibandingkan dengan teknologi pembuatan pakan silase hijauan yang memerlukan waktu tiga minggu.

Proses fermentasi complete feed alias burger pakan sapi akan berhasil ditandai dengan aroma yang harum dan tekstur tidak berubah atau masih seperti semula serta tidak timbul jamur. Teknik pembuatannya pun cukup mudah. Setelah bahan jerami padi dan polard dicampur secara merata kemudian moleases (tetes gula tebu) yang telah dicampur dengan larutan mikroba disiramkan di atasnya secara merata. Kemudian, bahan campuran tersebut dimasukkan dalam plastik ukuran 25-30 kg dan ditali rapat. “Pakan ini dapat disimpan hingga enam bulan,” tambahnya.

Burger pakan sapi ini kini sudah didistribusikan sekitar dua ton ke lokasi penampungan sapi perah di lapangan Tlogo Adi, Mlati, Sleman. Berdasarkan pengamatan, pakan ini cukup disukai ternak. “Kami optimis apabila teknologi ini diadopsi akan dapat mengurangi masalah kerawanan pakan selama masa krisis Merapi berlangsung. Tiap hari kini diproduksi sekitar dua ton pakan burger ini,” katanya.

Produksi pakan siap saji ini dapat ditingkatkan secara signifikan. Langkah yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan alih teknologi kepada peternak. Proses pembuatannya pun dapat dilakukan di lokasi dekat penampungan ternak. “Sambil memberikan aktivitas peternak yang juga pengungsi agar tidak jenuh,” ujarnya.

Temuan dari tim peneliti Fakultas Peternakan UGM ini merupakan sebuah solusi untuk mengatasi ancaman kekurangan pakan ternak korban bencana Merapi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan saat ini memang tidak mudah. Apabila setiap ekor sapi membutuhkan rata-rata 20 kg/hari, untuk memenuhi kebutuhan 65 ribuan ekor sapi diperlukan hijauan minimal 1.300 ton/hari. Demikian juga untuk kebutuhan pakan konsentrat. Apabila setiap ekornya rata-rata 5 kg/hari, diperlukan pakan konsentrat sebanyak 325 ton/hari. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Penambahan Pakan Daun Turi Tingkatkan Bobot Lahir Anak Sapi Bali

ARTIKELUncategorized Sunday, 19 November 2017

Sapi Bali merupakan jenis sapi potong utama di wilayah Indonesia Timur. Sapi jenis ini banyak dibudidayakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada tahun 2011 di daerah tersebut populasi sapi Bali mencapai 784.012 ekor. Sementara permintaan sapi Bali dari luar derah setiap tahunnya sangat besar hingga 23.000 ekor.

“Hanya saja hingga kini NTB belum bisa memanfaatkan peluang tersebut karena keterbatasan lahan dan keterbatasan pemeliharaan ternak yang rata-rata hanya bisa memelihar 2 ekor sapi,” jelas Ir. Imran, M.Si., saat melaksanakan ujian terbuka Program Doktor, Jum’at (26/4) di Fakultas Peternakan UGM.

Dalam kesempatan itu staf pengajar pada Fakultas Peternakan Universitas Mataram ini mempertahankan disertasi berjudul “ Dampak Peningkatan Kualitas Pakan Terhadap Produktivitas Sapi Bali di Lombok Tengah NTB”. Menurutnya untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak guna memenuhi permintaan yang besar tersebut harus didukung dengan usaha penigkatan ketersediaan dan kualitas pakan yang memadahi. Selain itu juga perlu diperhatikan sinkronisasi ketersediaan pakan dengan siklus reproduksi ternak. Dengan penyesuaian waktu tersebut diharapkan saat anak sapi (pedet) lahir di saat keberadaan pakan yang melimpah dan kandungan protein yang tinggi.

Melihat kondisi tersebut, Imran melakukan penelitian dengan mengembangkan strategi pemberian pakan pada indukan dan pedet menggunakan pakan lokal berkualitas tinggi yaitu daun turi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian suplemen daun turi pada indukan Sapi Bali di derah basah pada masa bunting enam sampai tujuh bulan dapat meningkatkan bobot lahir pedet dan pertambahan bobot badan harian pra sapih dari 14,82 ± 2,63 kg menjadi 18,21 ± 1,27 kg. Sementara pertambahan bobot badan harian pada pedet pra sapih meningkat dari 0,50 ± 0,03 kg/hari menjadi 0,54 ±0,04 kg/hari.

Ditambahkan Imran pemberian tambahan pakan daun turi tersebut juga terbukti dapat meningkatkan konsumsi,kecernakan nutrian, neraca nitrogen, serta ekskresi suplai protein mikroba pada indukan sapi Bali. Hal serupa juga akan terjadi dengan pemberian tambahan pakan daun turi pada indukan Sapi Bali selama menyusui. “Pemberian daun turi pada indukan sapi selama menyusui dapat meningkatkan produksi susu. Sementara pemberian pada anakan sapi Bali masa lepas sapih bisa menaikkan konsumsi nutrient dan pertambahan bobot harian pedet,” paparnya.(Humas UGM/Ika)

Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak

ARTIKELUncategorized Thursday, 19 October 2017

Di daerah seperti di Indonesia yang terdapat dua musim, musim hujan dan musim kemarau, menjadi ­­perhatian penting bagi peternak yang memelihara ternak seperti sapi, kambing, domba dll. Karena terbatasnya rerumputan pada musim kemarau.

Melimpahnya hijauan pada musim hujan adalah sauatu kesempatan bagi peternak untuk menyimpan pakan hijauannyauntuk musim kemarau. Tapi bagaimana caranya pakan hijauan tersebut yang disimpan tidak kering dan nilai gizi atau protein tidak berkurang, dan pakan hijauan tersebut dapat disimpan selama 1 bulan, 2 bulan atau 6 bulan bahkan 1 tahun. Untuk itu diperkenalkan salah satu lagi teknologi pengewatan pakan hijaun ternak yaitu Silase.

Pakan hijaun yang telah dipotong dari lahan seperti Rumput Gajah, kemudian dikeringkan dengan kandungan air 60% sebelum disimpan dalam kondisi tertutup tanpa udara atau yang biasa disebut anearob.

Kenapa pakan hijauannya ini perlu dikeringkan? Pengeringan ini dilakukan untuk mengurangi kadar air hijaun, jadi pakan hijauan ini tidak dapat cepat rusak. Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengering, atau mau lebih hemat bisa dijemur bentar dibawah terik matahari.

Apa itu silase? silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan dalamkantong plastic yang kedap udara atau silo, drum, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4(pH 4).

Oleh karena itu mengapa pada saat proses silase pakan hijauan ternak yang tersimpan dalam kantong plastik atau dalam silo harus ditutup rapat, sehingga proses silase berjalan dengan baik dan pakan hijauan tidak cepat dibusukkan oleh bakteri lain dan jamur.

 Tujuan Membuat Silase Untuk Pakan Ternak

  1. Sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saaat musim tanpa penghujan (kemarau) yang panjang.
  2. Untuk meyimpan dan menampung pakan hijauan yang berlebih pada saat musim hujan, sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu pada saat musim kemarau.
  3. Memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi dengan nilai nutrisi terbaik seperti protein yang tinggi.
  4. Mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian ataupun hasil agroindustri pertanian dan perkebunan seperti bekatul, dedak, bungkil sawit, ampasa tahu,tumpi jagung, janggel jagung.

Proses Membuat silase:

Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan:

  1. Tetes tebu(molasses) = 3% dari bahan silase
  2. Dedak hulus =5% dari bahan silase
  3. Menir =3.5% dari bahan silase
  4. Onggok = 3% dari bahan silase
  5. Rumput Gajah atau hijauan sebagai bahan silase
  6. Silo atau kantong plastik.

Cara membuat Silase

  • Potong rumput hijau tersebut dengan ukuran 5-10 cm dengan menggunakan parang, atau dengan menggunakan mesin chopper. Potongan rumput yang kecil tujuannya agar rumput yang dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan padat sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk.
  • Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran.
  • Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara.
  • Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
  • Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dan ditutup rapat, dan diberi pemberat seperti batu, atau kantong plastik, atau kantong plastic yang diisi dengan tanah.

Cara pengambilan silase

  • Sesudah enam sampai delapan (6—8) minggu proses ensilase telah selasai, dan silo dapat dibongkar, selanjutnya diambil ensilasenyas. Proses silase yang benar dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun, bahjkan lebih.
  • Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari.
  • Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih dahulu.
  • Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya, dan tutup rapat kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak

Ciri-ciri silase yang baik.

  • Rasa dan wanginya asam
  • Warna pakan ternak masih hijau
  • Teskstur rumput masih jelas
  • Tidak berjamur, tidak berlendir, dan mengumpal

Fermentasi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak Sapi

ARTIKELUncategorized Thursday, 19 October 2017

Usaha sapi potong yang diperuntukkan untuk  menghasilkan daging  berkualitas baik, pada umunya dihadapkan pada masalah ketersediaan  pakan baik berupa hijauan maupun konsentrat.  Produksi hijauan pakan menjadi lebih terbatas karena pertambahan penduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman, perluasan lahan untuk produksi pangan dan pembangunan subsektor lainnya. Oleh sebab itu penyediaan pakan memerlukan pengolahan limbah pertanian yang relatif sederhana untuk mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.

Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sebagian menjadi kompos.  Ternak sapi  yang menkonsumsi jerami padi menghasilkan  kotoran (pupuk kandang), yang nantinya apabila dikelola secara baik, akan menjadi pupuk organik dan akan  bermanfaat optimal bagi tanaman. Jerami padi dapat digunakan untuk pakan sapi potong dewasa sebanyak 2-3 ekor sepanjang tahun.  Sehingga pada lokasi yang mampu panen 2 kali setahun akan tersedia pakan berserat untuk 4 – 6 ekor sapi.

Hambatan pemanfaatan jerami padi secara luas sebagai sumber pakan ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila dibandingkan dengan hijauan pakan.  Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat diperbaiki dengan teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi

Cara  yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak sapi adalah melalui proses fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (starbio, starbioplus, probion). Hal ini akan meningkatkan motivasi untuk meningkatkan ternak sapi yang dipelihara.

Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi

Pembuatan jerami padi fermentasi dengan sistem terbuka.  Proses fermentasi terbuka dilakukan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan 1 ton jerami fermentasi adalah : 1 ton jerami padi segar, Probion (probiotik) 2,5 kg, Urea 2,5 kg, dan air secukupnya.

Cara Pembuatan :

Proses pembuatan dibagi dua tahap, yaitu tahap fermentatif dan pengeringan serta penyimpanan. Pada tahap pertama, jerami padi yang baru dipanen dari swah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%. Jerami padi segar yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan Probion dan urea. Tumpukan jerami tersebut dapat dilakukan hingga ketinggian sekitar 3 meter.  Setelah pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentatif dapat berlangsung dengan baik.  Tahap kedua adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung. Setelah proses pengeringan ini, maka jerami padi fermentasi dapat diberikan pada ternak sebagai  pakan pengganti rumput segar.

Halal Class (5) : ikmah Agung di Balik Pengharaman Bangkai, Darah, dan Daging Babi

KULIAH TERBUKA Tuesday, 3 October 2017

[av_heading tag=’h2′ padding=’10’ heading=’Halal Class (5) : ikmah Agung di Balik Pengharaman Bangkai, Darah, dan Daging Babi’ color=” style=’blockquote modern-quote modern-centered’ custom_font=” size=” subheading_active=” subheading_size=’15’ custom_class=” admin_preview_bg=”][/av_heading]

[av_video src=’https://youtu.be/F2lPttsq4yA’ format=’16-9′ width=’16’ height=’9′]

[av_layout_row border=” min_height_percent=” min_height=’0′ color=’main_color’ mobile=’av-flex-cells’ id=” av_element_hidden_in_editor=’0′]
[av_cell_one_third]

[av_image src=’https://kanalpengetahuan.fapet.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/70/2017/09/photo-300×300.jpg’ attachment=’437′ attachment_size=’medium’ align=’center’ styling=” hover=” link=” target=” caption=” font_size=” appearance=” overlay_opacity=’0.4′ overlay_color=’#000000′ overlay_text_color=’#ffffff’ animation=’no-animation’ admin_preview_bg=”][/av_image]

[/av_cell_one_third][av_cell_two_third]

[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Kelas halal diasuh oleh

Nanung Danar Dono, Ph.D.

Pengurus Bidang Dakwah at Majelis Ilmuwan dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) | Dosen Pakan Ternak Fakultas Peternakan UGM.
[/av_textblock]

[/av_cell_two_third]
[/av_layout_row]

[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Motivator Indonesia
[/av_textblock]

Halal Class (4) : Waspadai Pencemaran Khamr pada Berbagai Produk Makanan, Minuman, dan Obat

KULIAH TERBUKA Tuesday, 3 October 2017

[av_heading heading=’Halal Class (4) : Waspadai Pencemaran Khamr pada Berbagai Produk Makanan, Minuman, dan Obat’ tag=’h3′ style=’blockquote modern-quote modern-centered’ size=” subheading_active=” subheading_size=’15’ padding=’10’ color=” custom_font=” admin_preview_bg=”][/av_heading]

[av_video src=’https://youtu.be/Fr2b2BSSgAg’ format=’16-9′ width=’16’ height=’9′]

[av_layout_row border=” min_height_percent=” min_height=’0′ color=’main_color’ mobile=’av-flex-cells’ id=” av_element_hidden_in_editor=’0′]
[av_cell_one_third]

[av_image src=’https://kanalpengetahuan.fapet.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/70/2017/09/photo-300×300.jpg’ attachment=’437′ attachment_size=’medium’ align=’center’ styling=” hover=” link=” target=” caption=” font_size=” appearance=” overlay_opacity=’0.4′ overlay_color=’#000000′ overlay_text_color=’#ffffff’ animation=’no-animation’ admin_preview_bg=”][/av_image]

[/av_cell_one_third][av_cell_two_third]

[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Kelas halal diasuh oleh

Nanung Danar Dono, Ph.D.

Pengurus Bidang Dakwah at Majelis Ilmuwan dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) | Dosen Pakan Ternak Fakultas Peternakan UGM.
[/av_textblock]

[/av_cell_two_third]
[/av_layout_row]

Halal Class (3) : Hikmah di Balik Pengharaman Bangkai, Darah, dan Daging Babi

KULIAH TERBUKA Tuesday, 3 October 2017

[av_heading heading=’Halal Class (3) : Hikmah di Balik Pengharaman Bangkai, Darah, dan Daging Babi’ tag=’h2′ style=’blockquote modern-quote modern-centered’ size=” subheading_active=” subheading_size=’15’ padding=’10’ color=” custom_font=” admin_preview_bg=”][/av_heading]

[av_video src=’https://youtu.be/K8eu9Sjtr6s’ format=’16-9′ width=’16’ height=’9′]

[av_layout_row border=” min_height_percent=” min_height=’0′ color=’main_color’ mobile=’av-flex-cells’ id=” av_element_hidden_in_editor=’0′]
[av_cell_one_third]

[av_image src=’https://kanalpengetahuan.fapet.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/70/2017/09/photo-300×300.jpg’ attachment=’437′ attachment_size=’medium’ align=’center’ styling=” hover=” link=” target=” caption=” font_size=” appearance=” overlay_opacity=’0.4′ overlay_color=’#000000′ overlay_text_color=’#ffffff’ animation=’no-animation’ admin_preview_bg=”][/av_image]

[/av_cell_one_third][av_cell_two_third]

[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Kelas halal diasuh oleh

Nanung Danar Dono, Ph.D.

Pengurus Bidang Dakwah at Majelis Ilmuwan dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) | Dosen Pakan Ternak Fakultas Peternakan UGM.
[/av_textblock]

[/av_cell_two_third]
[/av_layout_row]

Halal Class (2) – Penggunaan Alat Canggih Untuk Mendeteksi Kandungan Babi pada Produk Olahan Makanan

KULIAH TERBUKA Tuesday, 3 October 2017

[av_heading heading=’Halal Class (2) – Penggunaan Alat Canggih Untuk Mendeteksi Kandungan Babi pada Produk Olahan Makanan’ tag=’h3′ style=’blockquote modern-quote modern-centered’ size=” subheading_active=” subheading_size=’15’ padding=’10’ color=” custom_font=” admin_preview_bg=”][/av_heading]

[av_video src=’https://www.youtube.com/watch?v=BAb4uDw604o’ format=’16-9′ width=’16’ height=’9′]

[av_layout_row border=” min_height_percent=” min_height=’0′ color=’main_color’ mobile=’av-flex-cells’ id=” av_element_hidden_in_editor=’0′]

[av_cell_one_third]

[av_image src=’https://kanalpengetahuan.fapet.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/70/2017/09/photo-300×300.jpg’ attachment=’437′ attachment_size=’medium’ align=’center’ styling=” hover=” link=” target=” caption=” font_size=” appearance=” overlay_opacity=’0.4′ overlay_color=’#000000′ overlay_text_color=’#ffffff’ animation=’no-animation’ admin_preview_bg=”][/av_image]

[/av_cell_one_third][av_cell_two_third]

[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Kelas halal diasuh oleh

Nanung Danar Dono, Ph.D.

Pengurus Bidang Dakwah at Majelis Ilmuwan dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) | Dosen Pakan Ternak Fakultas Peternakan UGM.
[/av_textblock]

[/av_cell_two_third][/av_layout_row]

The International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP) 2017

PERTEMUAN ILMIAH Thursday, 28 September 2017

 

” Contribution of Livestock Production on Food Sovereignty in Tropical Countries”

Food sovereignty can be defined as a right of the people to define their own food and sustainable farming systems which may ensure the right to healthy and culturally appropriate food. This term refers to communities who produce, distribute and consume food should also control the policies and the mechanism of food production. In tropical countries, where are mostly characterized as poor and underdeveloped, farmers have less power to control the food production mechanism and policies. Therefore, developing a farming structure such as technology, farm size, specialization, infrastructure, market access, farmer’s institution, etc. is a challenge of agricultural development. As part of farmer’s life, livestock production also significantly contributes to the tropical countries’ food sovereignty. Keeping livestock is the way of farm household to accumulate cash, to store the capital, to provide inputs such as manure for their primary crops, and to provide the high quality of food. As typically attached to smallholder in tropical countries, livestock (buffalo, cattle, goat, sheep, chicken, any other tropical livestock) are easy to raise, productive, and marketable and also able to utilize the marginal land and crop residues. However, the livestock development based on the tropical farming characteristic which is smallholder, low resources, and communal farms is left behind than other sector’s development. Policy maker should concern to balance the supply and demand of the food market based on empowering the smallholders to increase their capacity and capability. Smallholder farmers should be stimulated to participate on controlling the production mechanism particularly on production, distribution and even recognizing the consumption pattern of consumers. Moreover, measuring the livestock production contribution in developing the food sovereignty is essential especially to identify the competitive and comparative advantages among commodities and products. Livestock is a life of smallholder farmers in tropical countries. Involving smallholder farmers on controlling the production mechanism and policies imply of securing the food sovereignty of the countries.

Objectives

The objectives of the seminar are:

  1. To provide a perspective and insight into tropical livestock production systems and sustainable local resources management contribution in food sovereignty,
  2. To discuss the way of how to achieve a sustainable tropical resources management in increasing livestock production in the tropics,
  3. To provide a forum in order to exchange information and ideas on livestock production systems in the tropics and its related problems.

Conference history

9

9

8

8

7

7

6

6

5

5

4

4

3

3

2

2

1

1
Previous
Next

Publication

ISTAP 2017 papers will be published in:

Proceeding book of the the 7th International Seminar on Tropical Animal Production (ISBN)

Online proceedings will be published on http://journal.ugm.ac.id/istapproceedings/

The Organizing Committee will not receive any manuscript that either has been published previously in any scientific journal or in a process of submitted for publication elsewhere.

Excellent Paper will be selected from oral and poster presentation. The Certificate for Excellent Papers will be awarded in the closing ceremony of the Seminar.

[/av_textblock]

Halal Class (1) : Kajian Halal-Haram Makanan, Obat dan Kosmetika

KULIAH TERBUKA Thursday, 28 September 2017

[av_one_full first min_height=” vertical_alignment=” space=” custom_margin=” margin=’0px’ padding=’0px’ border=” border_color=” radius=’0px’ background_color=” src=” background_position=’top left’ background_repeat=’no-repeat’ animation=” mobile_display=”]
[av_heading heading=’GRAND OPENING HALAL CLASS’ tag=’h3′ style=’blockquote modern-quote modern-centered’ size=” subheading_active=” subheading_size=’15’ padding=’10’ color=” custom_font=” admin_preview_bg=”][/av_heading]

[av_video src=’https://youtu.be/BUIMwUyWGXU’ format=’16-9′ width=’16’ height=’9′]
[/av_one_full]

[av_layout_row border=” min_height_percent=” min_height=’0′ color=’main_color’ mobile=’av-flex-cells’ id=” av_element_hidden_in_editor=’0′]

[av_cell_one_fourth vertical_align=’top’ padding=’30px’ background_color=” src=” background_attachment=’scroll’ background_position=’top left’ background_repeat=’no-repeat’ mobile_display=”]

[av_image src=’https://kanalpengetahuan.fapet.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/70/2017/09/photo-180×180.jpg’ attachment=’437′ attachment_size=’square’ align=’center’ styling=” hover=” link=” target=” caption=” font_size=” appearance=” overlay_opacity=’0.4′ overlay_color=’#000000′ overlay_text_color=’#ffffff’ animation=’no-animation’ admin_preview_bg=”][/av_image]

[/av_cell_one_fourth][av_cell_three_fourth vertical_align=’top’ padding=’30px’ background_color=” src=” background_attachment=’scroll’ background_position=’top left’ background_repeat=’no-repeat’ mobile_display=”]

[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Kelas halal diasuh oleh

Nanung Danar Dono, Ph.D.

Pengurus Bidang Dakwah at Majelis Ilmuwan dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) | Dosen Pakan Ternak Fakultas Peternakan UGM.
[/av_textblock]

[/av_cell_three_fourth][/av_layout_row]

12345
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada

Jl. Fauna No. 3 Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telp: (0274) 513363 | Fax: (0274) 521578 |

Email: fapet@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY