Lembu Gama – Riset Pemuliaan Bibit Sapi Unggul Indonesia

Lembu Gama – Riset Pemuliaan Bibit Sapi Unggul Indonesia

Proses pembentukan bangsa komposit Lembu Gama juga diikuti dengan pemurnian genetik sapi Wagyu dan Belgian Blue. Keduanya, akan didapatkan kurang lebih 3 tahun lagi

Bermula dari keinginan sederhana, membentuk sapi komposit yang produksi dagingnya banyak, bermutu tinggi, performa reproduksi tinggi, adaptif terhadap kondisi iklim dan pakan di Indonesia. Keinginan dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus itu sama dengan kebutuhan korporasi, ketika kemudian dikomunikasikan dengan pemilik PT Widodo Makmur Perkasa (WMP).

Dari komunikasi itu dibangunlah Centre of Excellence (CoE) – Klaten sebagai wujud kerja bareng Fakultas Peternakan UGM dengan WMP. Di sini keduanya bekerjasama melakukan riset manajemen dan breeding (pembibitan) untuk membentuk sapi breed komposit berjuluk Lembu Gama.

Persilangan 3 Bangsa

Ali Agus menerangkan Lembu Gama dibentuk dari persilangan 3 breed (bangsa), yaitu sapi Wagyu, Brahman dan Belgian Blue. Breeding dilakukan di kandang breeding PT WMP di desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. “Semen sapi Belgian Blue didatangkan dari Belgia, atas kerjasama dengan University of Liege, Belgia,” kata Ali saat menyambut kunjungan kerja Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir di farm PT WM pada Selasa (31/1).

Hingga akhir Januari 2016, kata Ali, sudah lahir 12 ekor generasi pertama (F1) persilangan sapi Belgian Blue dengan sapi Brahman. Kemudian sapi generasi pertama keturunan Belgian Blue ini akan dikawinkan dengan generasi pertama keturunan Brahman dengan pejantan sapi Wagyu. Hasil ketiga keturunan Brahman, Wagyu dan Belgian Blue inilah yang nanti dinamakan Lembu Gama, sebagai breed composit ke tiga darah sapi unggul tersebut.

“Dari breed composit ini diharapkan akan lahir sapi-sapi yang adaptif dan produktif pada kondisi iklim tropis basah dari darah tetuanya yaitu sapi Brahman, kemudian juga memiliki daging yang empuk/tender meat (tetua Wagyu) dan memiliki otot double (double muscle) sebagaimana sapi Belgian Blue,” urai Ali.

Sapi Gama dengan ciri adaptif-produktif penghasil daging yang empuk dan jumlah melimpah inilah yang diharapkan Center Of Excellence ini. “Secara ringkas, kami berharap Lembu Gama akan menjadi produsen daging sapi prime quality (kualitas prima),” tandas Ali.

Pemurnian Genetik

Sunarna, salah satu pemilik saham PT WM menyatakan, proses pembentukan bangsa komposit ini juga diikuti dengan pemurnian genetik sapi Wagyu dan Belgian Blue. “Sama dengan pembuatan sapi komposit yang baru akan didapatkan kira-kira 3 tahun lagi. Pemurnian juga masih butuh 3 tahun lagi,” terangnya.

Caranya, ia menerangkan, sapi lokal di IB (Inseminasi Buatan) dengan straw semen sapi Belgian Blue. Pedet yang lahir (F1) memiliki komposisi darah 50 % Belgian Blue. Setelah dewasa, F1 ini dikawinkan dengan straw semen Belgian Blue lagi sehingga lahir pedet (F2) dengan komposisi darah 75 % Belgian Blue. F2 ini kemudian dikawinkan lagi dengan straw semen Belgian Blue sehingga lahir pedet (F3) dengan komposisi darah 87,5 % Belgian Blue (mendekati 100 %).

Pemurnian genetik mutlak dilakukan untuk menyediakan sapi darah murni yang akan dikawin silangkan untuk menghasilkan bangsa komposit pada masa mendatang. “Biayanya besar, tetapi dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility), kami merasa perlu menggarap ini dengan UGM untuk masa depan bersama,” ungkap Sunarna.

Dia menerangkan sapi Wagyu pertumbuhan bobot hariannya bisa tembus 1,2 kg/hari. Sedangkan sapi Belgian Blue bisa tumbuh hingga di atas 2 kg perhari, dengan rasio daging tulang (karkas) 58 % – 60 %.  Jauh di atas sapi lokal yang hanya 45 %-52 %.

Wujud Hilirisasi Riset

Menristekdikti M Nasir menyatakan kerjasama antara perguruan tinggi dan perusahaan swasta dalam bentuk riset untuk menghasilkan output yang langsung bisa dirasakan manfaatnya oleh industri sangat pas dengan paradigma hilirisasi riset yang sedang digencarkan Kemenristekdikti. “Kerjasama Fakultas Peternakan UGM dengan PT WMP dan University of Liege Belgia dalam rangka membangun sebuah Center Of Excellence bisa menjadi acuan bagi perusahaan dan perguruan tinggi lain,” kata Nasir.

Leave A Comment